Setiap orang tua tentu ingin kelak anak-anaknya dapat menjadi pribadi yang sukses dan memiliki karakter positif di masa depan. Apakah Bunda ...
Setiap orang tua tentu ingin kelak anak-anaknya dapat menjadi pribadi yang sukses dan memiliki karakter positif di masa depan. Apakah Bunda termasuk punya ciri-ciri orang tua yang anaknya akan sukses menurut para pakar?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa ciri khas dalam pola asuh orang tua, yang berpotensi dapat memprediksi kesuksesan anak-anak.
Dikutip dari laman Woman's Day, menurut para ilmuwan sebagian besar kesuksesan seorang anak bergantung pada bagaimana pola didik dan pengasuhan orang tua sejak usia dini.
Salah satu penelitian dilakukan oleh Pennsylvania State University dan Duke University, yang melibatkan lebih dari 700 anak-anak di Amerika Serikat. Mereka menemukan adanya hubungan signifikan antara keterampilan sosial anak-anak saat di taman kanak-kanak dan kesuksesan mereka dua dekade kemudian.
Anak-anak yang memiliki kemampuan sosial yang baik, seperti dapat bekerja sama dengan teman-teman tanpa diminta dan mau membantu orang lain, cenderung lebih berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi dan mendapatkan pekerjaan tetap pada usia 25 tahun.
Secara lengkap, hasil dari penelitian ini menekankan bahwa kemampuan sosial dan emosional anak adalah kunci penting untuk kesuksesan mereka di masa depan.
Pola asuh orang tua yang berpengaruh pada kesuksesan anak
Orang tua memiliki peran besar dalam membentuk karakter dan kesuksesan anak. Nah, berikut ciri-ciri pola asuh orang tua yang memiliki potensi anaknya akan sukses:
1. Mau membangun kepercayaan diri anak
Dikutip dari CNBC, sebagian orang tua masih menganggap bahwa harga diri dan kepercayaan diri itu sama. Mereka sering memberi pujian kepada anak-anak dengan berkata, 'kamu istimewa' atau 'kamu bisa menjadi apapun yang kamu inginkan'.
Namun, sebenarnya membangun harga diri saja tidak cukup untuk mendukung kesuksesan akademis di masa depan. Studi justru menemukan bahwa anak yang mengaitkan prestasi dengan usaha dan kekuatan diri sendiri lebih mungkin mencapai kesuksesan, dibandingkan dengan anak-anak yang merasa tidak memiliki kontrol terhadap hasil akademis mereka.
Kepercayaan diri akan terbentuk ketika anak-anak berhasil melewati rintangan, menemukan solusi, dan bangkit kembali setelah kegagalan.
2. Mengajarkan empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Ada tiga jenis empati yang perlu dikembangkan pada anak: empati afektif (merasakan perasaan orang lain), empati perilaku (berempati dengan bertindak), dan empati kognitif (memahami pemikiran orang lain).
Orang tua dapat mulai memperkenalkan tentang empati pada anak sejak dini. Salah satunya dengan memberi label pada perasaan agar mereka lebih mengenalnya, misalnya marah, senang, sedih, dan lain-lain.
Secara berkala, tanyakan tentang perasaan anak setiap hari. Kegiatan ini dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan untuk memahami dan merespons perasaan orang lain dengan bijaksana.
3. Terlibat bermain bersama anak
Bermain dengan anak-anak di sini bukan hanya tentang mengajak mereka bermain di luar rumah ya, tapi orang tua juga melibatkan diri dalam permainan anak. Para ahli dan psikolog anak menyebutkan bahwa keterlibatan orang tua dalam bermain dengan anak dapat meningkatkan kesejahteraan mental mereka.
Ini karena anak-anak yang menghabiskan waktu dengan orang tua dalam berbagai aktivitas menyenangkan, memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi. Peningkatan hormon ini berperan dalam membangun hubungan sosial yang positif. Hal sederhana seperti kontak mata dan sentuhan fisik juga dapat memperkuat ikatan emosional dan meningkatkan empati pada anak.(cnbcindonesia.com)