Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sempat mengungkap kemungkinan yang terjadi apabila gempa megathrust terjadi di Indonesia. Menurut Kepala BMK...
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sempat mengungkap kemungkinan yang terjadi apabila gempa megathrust terjadi di Indonesia.
Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, ada dua wilayah Indonesia yang berpotensi tenggelam akibat gempa megathrust.
Sebagaimana diketahui, gempa megathrust memiliki kekuatan yang bisa mencapai M9 dan berpotensi tsunami.
Oleh karena itu, negara mulai mengantisipasi dampak dari kejadian gempa megathrust yang baru-baru ini disebut tinggal menunggu waktu.
Munculnya kekhawatiran akan terjadinya gempa megathrust akibat gempa M 7,1 yang mengguncang provinsi Miyazaki di barat daya pulau Honshu, Jepang pada 8 Agustus 2024.
"Andaikata MegaThrust, Gempa Bumi berkekuatan 8,9 SR di Indonesia, ada dua daerah yg tanahnya akan tersedot ke dalam bumi yaitu Jakarta dan Denpasar... Semoga prediksi itu jangan terjadi!" dikutip Kilat.com dari Twitter @AndiPitopang7, pada Senin, 19 Agustus 2024.
Akun tersebut mengunggah cuplikan video pernyataan Kepala BMKG tentang kemungkinan wilayah Indonesia akan tenggelam akibat gempa megathrust.
Sebagai informasi, Dwikorita mengungkap kemungkinan gedung BMKG yang ada di Kemayoran, Jakarta dan Denpasar, Bali akan tersedot ke dalam tanah apabila terjadi gempa bumi.
"Kami dengan peralatan lengkap, komputer canggih, alat-alat sudah diganti tapi gedungnya untuk mencet peringatan dini itu kesedot lebih dulu, pak. Dan itu baru ketahuan sekarang setelah Kami melakukan penyelidikan. Sehingga mau tidak mau (teknologi baru dibangun) satu di Kemayoran dan satu di Denpasar, Bali," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan solusi membangun teknologi baru untuk mencegah hal itu terjadi.
Dalam video itu, Dwikorita juga mengungkap biaya untuk membangun teknologi baru tersebut.
"Yang mahal di Kemayoran karena agar gedungnya tidak kesedot, itu ada teknologi pertama yang akan dibuat di Indonesia dibuat based isolator agar kalau ada guncangan gempa gedung itu tidak roboh dan fondasinya dibuat dalam agar tidak tersedot kalau terjadi gempa," paparnya lagi.
Mantan rektor UGM itu juga menerangkan adanya prediksi tentang kemungkinan Jakarta akan lumpuh akibat gempa megathrust.
"Kami kan memprediksi kalau ada megathrust, Jakarta lumpuh, itu command center meskipun gedungnya masih utuh sistem komunikasi akan roboh. Sistem jadi di luar BMKG akan lumpuh jadi BMKG tidak bisa mengeluarkan peringatan dini meskipun gedungnya tegak, sehingga dalam kondisi lumpuh diambil alih oleh Denpasar," paparnya.
Melansir dari Instagram @dwikoritakarnawati, pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR RI pada 5 Juni 2024 lalu.
Dalam rapat itu, Dwi Korita juga memberikan opsi lain yaitu membangun gedung baru di wilayah IKN.
"Namun Kami sebetulnya juga merencanakan untuk ke IKN tetapi karena menunggu waktu masih belum jelas, sehingga anggaran itu harus segera dibangun saat ini karena gempa bisa terjadi sewaktu-waktu," pungkasnya.(kilat.com)
