Rokok atau merokok adalah hal yang tidak asing lagi, baik di Indonesia maupun di dunia. Banyak penelitian mengaitkan aktifitas merokok buka...
Rokok atau merokok adalah hal yang tidak asing lagi, baik di Indonesia maupun di dunia.
Banyak penelitian mengaitkan aktifitas merokok bukan hanya dengan kanker paru-paru, bahkan juga banyak kanker lainnya.
Meski demikian, banyak orang tetap merokok dengan berbagai alasannya masing-masing.
Sebagai penurun stres, pengubah suasana hati, karena rasa nikmat, situasi sosial adalah beberapa alasan orang merokok.
Nikotin sebagai zat adiktif yang terkandung dalam tiap batang rokok juga menjadi pemeran besar mengapa orang merokok dan tergantung kepadanya.
Namun apakah ada hal lain yang menyebabkan orang merokok?
Sebagaimana dikutip Hops.ID pada Rabu, 08 Maret 2023 dari unggahan video Macan Idealis, Ade Rai memiliki penjelasan yang tidak biasa terkait hal tersebut.
Saat itu sang pemilik kanal, Vasco Ruseimy, mengundang Ade Rai sebagai bintang tamunya untuk membicarakan berbagai topik mengenai kesehatan dan kebugaran.
Di video tersebut, Ade Rai menyinggung hal menarik mengenai alasan orang merokok dan dampaknya terhadap tubuh.
Pria yang bernama lengkap I Gusti Agung Rai Kusuma Yudha itu mengajak kita untuk melihat dari sudut pandang lain dalam memahami masalah merokok ini.
"Ternyata merokok ada manfaatnya," katanya mengawali topik.
"Karena merokok melibatkan nuansa yang namanya pranayama", ucap Ade Rai meneruskan penjelasan.
Pranayama adalah salah satu bagian utama dalam yoga yang bertujuan untuk melatih dan mengontrol nafas kita.
Ade Rai menjelaskan bahwa alasan banyak orang merasakan sensasi nyaman saat merokok adalah karena aktifitas itu dapat membuat emosi kita lebih baik, dan hal tersebut berkaitan erat dengan pernafasan.
"Karena yang terjadi waktu dia tidak merokok nafasnya dia pendek dan cepat, maka yang teraktivasi adalah modenya "fight or flight" (stress response)," jelasnya.
Pria kelahiran 06 Mei 1970 tersebut mengatakan bahwa nafas yang pendek dan cepat berkaitan dengan stress response, sedangkan ketika merokok nafas akan otomatis panjang dan pelan yang berkaitan dengan relaxation response.
"Ternyata yang terjadi adalah kemampuan dia me-create sebuah sistem untuk merubah yang namanya stress response menjadi relax response itu ternyata terjadi pada saat merokok," katanya.
Perlu diketahui bahwa stress response adalah reaksi tubuh sebagai perlindungan terhadap rangsangan yang membuat stres atau menyerang dirinya, sedangkan relaxation response adalah persis kebalikannya.
"Lanjutkanlah merokok, gak ada masalah ya, silahkan aja, cuma tipsnya cuma satu aja, tolong apinya jangan dinyalakan, itu aja si," tuturnya.
Ade Rai mengikat pesan sebelumnya dengan gurauan bahwa merokok itu baik untuk kesehatan asalkan rokok tersebut tidak dinyalakan.
"Budaya tarik dan buang nafas itu adalah budaya yang sangat baik yang bisa berkontribusi terhadap kesehatan, makanya kenapa orang merokok merasa nyaman," ucap pria bertubuh kekar itu menyimpulkan.***hops.id