Akhirnya keluarga Brigadir J atau Brigadir Yoshua mengunggah foto luka-luka janggal yang ada di tubuh anaknya. Hal ini dilakukan untuk men...
Akhirnya keluarga Brigadir J atau Brigadir Yoshua mengunggah foto luka-luka janggal yang ada di tubuh anaknya.
Hal ini dilakukan untuk menepis pemberitaan yang banyak memojokkan posisi mendiang Brigadir Yoshua pada peristiwa polisi tembak polisi di rumah Kadiv Propam, Irjen Pol Ferdy Sambo.
Pihak keluarga beranggapan apa yang menimpa Brigadir J sebagai kejanggalan, terutama luka-luka yang ada di sekujur tubuh.
Rohani Simanjuntak tante Yoshua, mengunggah foto wajah Yoshua. Dia juga menunjukkan luka-luka di tubuh keponakannya itu dalam bentuk video.
"Enggak bisa tenang tidur satu malam suntuk, Tuhan Mahakuasa dan Mahaadil, Hakim Tertinggi yang kami percaya, tunjukkan jalan kepada keluarga kami. Banyak berita beredar yang memojokkan yang sudah meninggal, keadilan dan kebenaran akan berada dalam kejujuran," tulis Rohani.
Dalam video tersebut terlihat luka-luka di tubuh Yoshua setelah jasadnya diantar ke rumah.
Menurutnya terdapat sejumlah luka di wajah, kaki, tangan kiri, dan jari-jari Yoshua.
"Semoga Polri menyelidiki kasus kematian anak kami ini dengan baik dan adil," tambah Rohani.
Selain itu, pihak keluarga juga menemukan kejanggalan yaitu dua jarinya yang putus.
Beredarnya kondisi jasad Brigadir Yosua terungkap setelah orang tua korban meminta izin kepada Mabes Polri untuk melihat jasad anaknya di dalam peti jenazah.
Selain kejanggalan di atas, pihak keluarga menemukan dua jari Brigadir Yoshua patah dan terdapat luka di jari kelingking.
"Jarinya ini ada dua yang patah, ada luka di jari kelingking," jelas Rohani.
Pihak korban juga memeriksa luka di sekujur tubuh Brigadir Yoshua. Keluarga kemudian menemukan terdapat empat luka tembak, luka sayatan di bagian wajah, luka benda tajam, dan lebam di perut Brigadir Yosua.
Selain itu keluarga merinci 9 poin hal yang menurut mereka janggal. Begini tulisannya sebagaimana dilihat di akun FB Rohani Simanjuntak
Si suami sengaja PCR keluar rumah biar ada alibi sedang tak berada di lokasi TKP pas kejadian.
Yang anehnya Jendral nya pergi kok ajudan nya nyantai di rumah bukannya ajudan itu Jenderal kemana aja dia bakalan ngawal ?
Hukuman terhadap pembunuhan berencana itu berat , bisa kena hukuman mati ,penjara seumur hidup
Bharada E di tugaskan memantau almarhum sudah pasti ada kecurigaan sejak lama ,
Saat ketangkap basah masukin kamar si nyonya almarhum di interogasi & di siksa sebelum di bunuh .
Terlihat dari banyaknya bekas sayatan benda tajam dan jari yg putus. Serta kuku yg lepas , hidung ada sayatan ciri2 sudah di siksa dulu sebelum di tembak .
ditemukan adanya luka benda tajam di sekujur tubuh almarhum, seperti di mata, hidung, bibir, leher dan jari.
Terdapat 7 luka tembak di tubuh Brigadir Yosua namun ada beberapa tembakan yang menembus dua bagian tubuh, misalnya di tangan.
Bharada E Tamtama itu kan baru tamat ,
Tamtama tidak di benarkan memakai senpi jenis pistol sebagai senjata oprasional.
Kalau gitu siapa yg menembak?
Atau kalau memang benar dia yg pegang senpi siapa yg memberi ijin ?
1.Masa seorang sniper melepas 7 tembakan ga melukai lawan & lawannya Bharada E melepaskan 5 tembakan semua kena & menewaskan brigadir J
2.BrigadirJ sudah 2 tahun menjadi supir istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo...kenapa nekat melakukan hal bodoh masukin ke kamar nyonya Jenderal ? Kecuali di suruh masuk oleh si nyonya
3. Cctv katanya rusak sudah seminggu sengaja sepertinya di cerita kan begitu untuk menghilangkan kronologi kejadian yg sebenarnya ,kata pak RT setempat ada petugas polisi yg tak memakai seragam menganti dekoder cctv di pos satpam sehari setelah kejadian tembak menembak tersebut
4 . WhatsApp keluarga korban di retas hal ini hanya bisa di lakukan oleh orang yg mempunyai akses yg luas untuk melakukan itu
5 . Selama tiga hari, kasus itu masih ditutup sengaja untuk menghalangi jejak senjata sebab jika kita menembak pasti ada bau2 senjata yg tertinggal di tangan , baju dll
6. Keluarga Brigadir J sempat tidak diizinkan melihat luka tembak pada tubuh polisi tersebut. Pihak kepolisian yang menyerahkan jenazah Brigadir J melarang pihak keluarga dengan dalih tubuh Brigadir J sudah diotopsi.
7. Rumah tempat kejadian tak di pasang police line selama 3 hari semenjak kejadian
8. Tembak menembak di lantai 2 kenapa kejadiannya di kamar nyonya rumah ?
9. Wewenang untuk izin otopsi itu ada di pihak keluarga kenapa kedinasan sepertinya yg punya kuasa ?
Banyak contoh kasus pembunuhan yg janggal selalu ada ketakutan di pihak yg melakukan kejahatan itu untuk berkata jujur terhadap hasil otopsi
Siapa sebenarnya yg nembak,?apa Bharada E hanya jadi korban juga demi menutupi aib atasan tentu dgn jaminan hidup yg lebih layak karena pangkat Bharada adalah pangkat terendah di kepolisian
Hanya faktor kecemburuan dan dendam yg membuat orang menghabisi orng lain sekejam itu .
Kenyataannya korban tidak akan pernah bisa membela diri karena dia sudah meninggal, jadi suka- suka yg masih hidup ngarang cerita buat nutupi kenyataannya yg sebenarnya terjadi
Jika keadilan di dunia ga di dapat ingat ada pengadilan di akhirat sana yg tak akan luput dari balasan semua perbuatan
Tidak mungkin seorang Brigadir berani masuk kamar istri jenderal tanpa ada undangan dr yg punya kamar, lazim nya gitu
Jika anda membohongi rakyat yang tdk berdosa,suatu saat anda akan dihancurkan oleh sebuah kebenaran.
Percayalah tak akan ada kejahatan yg sempurna
Setiap nyawa itu sangat berharga buat keluarga yg mencintainya
Ganteng gini buat apa dia melecehkan perempuan dah expired , wong beliau sudah punya pacar yg sudah di pacari selama 8 tahun di kampung nya 👇
Demikian hasil investigasi detektif emak2
Benarkah semua luka yang disebutkan pihak keluarga korban akibat baku tembak semata?***