Sekelompok massa yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa Merdeka (KMM) berunjukrasa di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korups...
Sekelompok massa yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa Merdeka (KMM) berunjukrasa di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), berkesempatan menemui perwakilan dari pegawai KPK untuk memberikan bukti tambahan kasus dugaan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
KKN tersebut diduga dilakukan oleh dua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming Raka sebagaimana sebelumnya telah dilaporkan oleh Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun ke KPK.
"Kami ingin memberikan bukti tambahan kepada pihak KPK untuk mempercepat proses kasus yang dilaporkan saudara Ubedilah Badrun, yaitu sebuah video rekaman pengakuan saudara Kaesang tentang privilege sebagai anak Presiden. Apa yang kami lakukan dilindungi UU," kata Ketua KMM Riki Sandi, Senin (24/1).
Menurut Riki, video tersebut mempertontonkan suatu tindakan pamer kekuasaan, dan sangat bertentangan sengan semangat reformasi 1998.
"Standar etika sudah bermasalah. Seorang anak Presiden berbisnis pada saat ayahnya masih menjabat dan kemudian mengakuinya sebagai suatu privilege. Ini tak dapat kami terima. Kami memandang kasus ini sudah sangat layak untuk ditindak lanjuti," tegasnya lagi.
Berdasarkan bukti tanda terima dari KPK yang diterima, perwakilan Koalisi Mahasiswa Merdeka, Riki Sandi membubuhkan tanda tangan dan stampel dari pihak KPK pada pukul 14.55.
Aduan Koalisi Mahasiswa Merdeka ini juga disertakan dengan penyerahan dokumen tambahan berupa Flashdisk yang diduga terkait dengan dugaan keterlibatan Gibran-Kaesang dalam praktik KKN.
Dalam aksinya, para mahasiswa ini mendesak KPK untuk mengusut tuntas dugaan tindak pidana Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang diduga dilakukan dua putera Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming Raka.
Hingga berita ini diturunkan, peserta aksi massa dari Koalisi Mahasiswa Merdeka ini sudah membubarkan diri sejak Pukul 15.10 WIB yang lalu.
Kaesang Akui Soal Privilege
Kaesang Pangarep bicara mulai soal politik, privilege sebagai anak presiden, hingga ke gaya berpacaran. Hal itu diungkapkannya di channel Youtube Deddy Corbuzier berjudul Kaesang Pangarep Bongkar-Bongkaran yang diunggah pada Selasa (21/9/2021).
Bicara soal politik, Deddy Corbuzier mengingatkan sejumlah anggota keluarga Kaesang telah masuk ke dunia tersebut yaitu ayahnya, kakaknya dan kakak iparnya. Deddy Corbuzier pun bertanya apakah putra ketiga Presiden Joko Widodo itu tidak tertarik untuk mengikuti jejak mereka.
Mendapat pertanyaan tersebut, Kaesang bicara sebetulnya tertarik dengan politik karena dinamikanya yang sangat dinamis. Namun untuk sekarang dia belum tertarik untuk terjun langsung. Ketika ditanya tertarik untuk nyalon, Kaesang pun memberikan jawaban diplomatis.
“Lha nggak ada tempat lagi, masak mau Jakarta? Ya bisa sih 2024 kan katanya kosong, pas umur saya 30,” ujarnya becanda seperti dikutip dari channel Youtube Deddy Corbuzier berjudul Kaesang Pangarep Bongkar-Bongkaran pada Selasa (21/9/2021).
“Ya tapi elo mau enggak sebetulnya?” tanya Deddy Corbuzier.
“Bukan masalah mau nggak mau, cuma nggak ada yang mau nyoblos saya. Orang-orang seperti saya emang nggak pantes masuk politik. Makanya pantesnya di bisnis aja. Bukan nggak mau, tertarik cuma tertarik dg politik iya karena dinamikanya kan wah. Cuman untuk sekarang sekarang kalo saya liat Mas Gibran [Gibran Rakabuming Raka] saya kan tau gaji wali kota berapa. Dia kan harus bertanggung jawab sama ratusan ribu warga. Mendingan saya tinggal nyantai-nyantai, Zoom, fasilitas anak presiden,” tuturnya.
Kaesang menegaskan dirinya tertarik politik, cuma sekarang belum. “Kalau bisa sih jangan, enakan bisnis. Sebagai pengusaha apa yang bisa kita selesaikan ya kita selesaikan dulu. Kita bisa buka lapangan pekerjaan untuk orang banyak, itu kan juga bentuk kontribusi terhadap negara kan. Emang enaknya jadi pengusaha. walaupun dengan politik tertarik ya udah liat dari luar aja,” tandasnya.
“Pernah ngobrol politik serius ama bapak di rumah? Atau misal kasih masukan? Atau benar-benar elo enggak peduli?” tanya Deddy Corbuzier.
“Bukan nggak peduli. Kalau kami di rumah ya bicarain apa yang ada di rumah. Di rumah nggak pernah membahas politik, karena itu pekerjaan bapak. Bapak enggak pernah bawa pekerjaan ke rumah. [Kalau bapak diserang di luar] Enggak usah cerita, kita juga udah tau. Masak bapak mau curhat di meja makan? Tapi saya tetap peduli bapak, saya pasti tanya bapak gimana keadaan. Itu pasti,” beber pemilik Sang Pisang ini.
Bicara tentang dunia bisnis, Kaesang mengakui kesuksesannya tak lepas dari privilege sebagai anak presiden. “Mau pembelaan gimanapun pasti ada privilege. Namanya pebisnis maksimalkan apa yang kita punya asalkan tanggung jawab. Ya mau gimanapun, aku pun usaha emang dari 0 kayak orang lain. Tapi misal orang usaha butuh 0-100 nih kalo orang lain harus melewati 1,2,3, dsb kalo aku lewat jalan tol. Ya Alhmadulillah… ya harus mengakui ada privilege itu. Sang Pisang bisa laris karena orang-orang mengetahui saya anaknya bapak, ya enggak apa-apa yang penting duitnya halal kan. Makanya saya mau ngasih seminar [sukses berbisnis] itu sebenarnya bingung juga,” bebernya.
Kaesang membeberkan faktor kesuksesan dia ada dua. Yaitu pertama karena ada bapak di belakang dia. Kedua, tidak ada ada ketakutan gagal. “Karena kalau gagal kita masih bisa bangkit lagi karena bapak kan masih ada duit. Ya harus diakui ada privilege itu. Orang lain kan belum tentu punya. Tinggal tunjukkin dengan kerja keras aja,” ujarnya.****