Beritaterheboh.com - Yoyok Rubianto adalah seorang lulusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada tahun 2005. Sempat mengalami pasang surut ...
Beritaterheboh.com - Yoyok Rubianto adalah seorang lulusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada tahun 2005. Sempat mengalami pasang surut dalam menjalani bisnis, kini dia sukses menjadi seorang pengusaha. Dengan bisnis peralatan rumah tangganya, kini dia berhasil menghasilkan omzet 14 miliar rupiah dalam satu bulan. Bahkan di podcast Deddy Corbuzier, Yoyok Rubiantono mengaku menghasilkan 2,5 milyar dalam sehari.
Kekinian Yoyok Rubiantono membuat video klarifikasi bahwa Skema bisnisnya adalah fiktif. Yoyok Rubiantono juga memberi statemen bahwa dirinya tidak akan membuka seminar bisnis lagi dan akan mengembalikan uang kepada distributor yang sudah masuk.
Selanjutnya dalam video klarifikasi terbaru, Yoyok Rubiantono tidak akan lagi memperkenalkan diri sebagai digital marketing expert, dan tidak akan melakukan skema bisnis seperti sebelumnya dan video podcast bersama Deddy Corbuzier hanya sebagai pencitraan.
Berikut video kalrifikasinya:
Diam-diam Gunakan Kartu Kredit Istri
Kisah sukses Yoyok Rubiantono 14 tahun lalu dimulai dari “meminjam” kartu kredit milik istri. Kini, pria kelahiran Cepu 40 tahun silam ini, merupakan Chairman dari PT. Yoshugi Media Group, perusahaan yang ia dirikan sendiri.
Sebelum menjadi pengusaha panci, pria lulusan Teknik Elektro UGM ini sempat bekerja di beberapa perusahaan ternama. Sebut saja Panasonic, General Electric, hingga Danone. Namun, karena Yoyok suntuk dan ingin lebih dekat dengan keluarga, ia tak takut untuk resign dan mencoba hal baru, yakni berjualan.
Keputusannya ini terbilang nekat. Maka ketika ia kurang modal di masa awal berdirinya perusahaan, Yoyok nekat menggunakan kartu kredit istri secara diam-diam.
“Untung sukses. Kalau nggak, bisa di-PHK jadi suaminya!” kelakar Yoyok sambil tertawa.
Dengan suntikan modal yang “diberikan” istrinya tersebut, Yoyok mulai berjualan secara online dengan promosi di Facebook. Keputusannya untuk berjualan online alih-alih membuka toko seperti kebanyakan orang di tahun 2006, tentu bukan tanpa alasan. Yoyok ingin go international—dan Facebook adalah jawabannya.
Yoyok bisa menjangkau orang di seluruh dunia dengan Facebook. Efeknya, profit yang didapat jauh lebih besar daripada sekedar berjualan secara offline dengan toko fisik.
Namun, Yoyok tidak langsung berjualan begitu saja di Facebook. Ia melakukan riset pasar mengenai target audiens dan apa yang mereka butuhkan terlebih dahulu. Sia-sia saja bukan kalau ia menjual sesuatu yang tak dibutuhkan?
Selain itu, dengan riset pasar Yoyok juga bisa mengetahui banyak hal sekaligus. Mulai dari budget awal yang harus ia keluarkan, mengantisipasi persaingan, hingga tau cara komunikasi yang efektif dengan calon pelanggannya. Nah, pada akhirnya, hasil riset pasar tersebut membawa Yoyok kepada satu kesimpulan:
“Di setiap dapur pasti butuh panci,” ujarnya. Simpel memang. Namun, panci memang dibutuhkan oleh setiap dapur di seluruh dunia.
Dan dari kesimpulan itulah, petualangan Yoyok sebagai penjual panci internasional dimulai.
Perluas Target Pasar dengan Facebook Ads
Walaupun belum sebesar sekarang, di tahun 2006 Facebook sudah menunjukkan potensinya sebagai calon media sosial terbesar di dunia. Dan Yoyok tahu benar akan potensi ini. Maka dari itu, ia memilih membuat Facebook Ads dan beriklan di Facebook.
Yoyok menganggap kalau beriklan di Facebook Ads bisa dilihat orang di seluruh dunia tanpa perlu biaya mahal. Sementara, kalau memasang iklan panci secara tradisional —misalnya, di televisi, radio, atau baliho— biayanya itu terlalu mahal, tapi dengan hasil yang tidak sebanding karena hanya dilihat oleh orang Indonesia.
Meski biaya beriklan di Facebook Ads tidak mahal, Yoyok tidak gegabah untuk menaruh semua uangnya di sana. Ini ia sengaja lakukan agar tidak boncos. Maka ia mulai dengan budget kecil terlebih dahulu untuk melihat respons pasar.
Yoyok awalnya mengeluarkan sekitar Rp 100 ribu saja. Baru setelah melihat respons yang baik, perlahan budget iklan dinaikkan menjadi Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta.
Tak berapa lama kemudian, ternyata respons pasar terhadap iklan pancinya itu sangat luar biasa. Sehingga menghasilkan profit penjualan panci yang tak kalah luar biasanya. Akhirnya, Yoyok percaya diri untuk beriklan di Facebook Ads dengan budget yang sangat besar.
Berhasil Memaksimalkan Profit dengan Website
Dengan beriklan di Facebook saja, sebenarnya profit Yoyok sudah terhitung besar. Akan tetapi, ia masih belum puas. Ia ingin bisnisnya bisa menyentuh profit milyaran. Sehingga ia harus memutar otaknya untuk mencari celah apa yang bisa dimanfaatkan.
Untungnya, Yoyok menemukan celah tersebut dalam bentuk website. Ia yakin bahwa kombinasi website dan Facebook Ads bisa menjadi gerbang menuju profit milyaran yang diinginkan. Akhirnya, Yoyok memutuskan untuk membuat website toko online dan berjualan berbagai produknya di sana.***