Beritaterheboh.com - Video emak-emak pendukung Prabowo dan Jokowi berkelahi di trotoar bikin geger jagad maya. Kabarnya, insiden itu terj...
Beritaterheboh.com - Video emak-emak pendukung Prabowo dan Jokowi berkelahi di trotoar bikin geger jagad maya. Kabarnya, insiden itu terjadi di Taman Suropati, Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019).
Kejadian bermula saat tiga emak-emak yang mengenakan hijab dipersekusi sejumlah orang di trotoar. Tiga emak-emak itu diduga pendukung capres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Emak-emak Prabowo itu terlibat perdebatan sengit dengan beberapa orang diduga pendukung capres nomor urut 01, Jokowi-Ma’ruf Amin. Mereka cekcok soal agama.
“Nenek moyang kita gak punya agama, dulu. Setelah itu kita punya agama, tapi kok pada gak benar,” cetus pria pendukung Jokowi.
Mendengar pernyataan itu, emak-emak pendukung Prabowo pun mundur sambil mengacungkan dua jari, simbol capres nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
“Kafir,” celetuk emak-emak pendukung Prabowo itu sambil membalikkan badan pergi dari tempat itu.
Mendengar celetukan itu, emak-emak pendukung Jokowi marah. Ia langsung mengejar pendukung Prabowo karena tak terima disebut kafir.
“Apa lu bilang gua kafir. Lu bilang gua kafir?,” tanya emak-emak pendukung Jokowi.
Emak-emak pendukung Prabowo lantas mendorong emak-emak pendukung Jokowi. Suasana pun semakin memanas.
Emak-emak pendukung Jokowi membalas dorongan itu dengan menarik pakaian emak-emak pendukung Prabowo.
Beruntung perkelahian dua emak-emak yang berbeda pilihan politik itu tidak berlangsung lama. Sebab, beberapa orang yang berada di tempat kejadian langsung melerai.
Tiga emak-emak pendukung Prabowo kemudian pergi dari tempat itu. Namun, mereka terus dicerca dengan kata-kata yang tidak pantas.
“Ibu jangan bilangin orang kafir. Orang semua marah,” kata pendukung Jokowi.
“Bu, hidup di Indonesia bu, bukan di Arab. Bu, pulang ke rumah Prabowo bu,” kata pendukung Jokowi disambut tawa teman-temannya.
Berikut ini video emak-emak pendukung Prabowo dan emak-emak pendukung Jokowi berkelahi di Taman Suropati, Jakarta Selatan, bisa dilihat DISINI
Jangan Ditiru! Gesekan Emak-emak 01 vs Emak-emak 02 di Taman Suropati
Viral di media sosial sebuah video emak-emak pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terlibat adu mulut, bahkan saling dorong. TKN Jokowi-Ma'ruf dan BPN Prabowo-Sandi memberikan komentar senada, menyesalkan kejadian itu.
Dilihat detikcom, Jumat (29/3/2019), dalam video tersebut tampak ada dua orang ibu-ibu berpakaian serba putih yang merupakan pendukung Prabowo. Mereka bertemu dengan sejumlah orang yang merupakan pendukung Jokowi. Menurut keterangan video, keributan itu terjadi di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat.
Dalam video berdurasi 1.28 menit itu, entah bagaimana awalnya, namun ada dua orang perempuan yang mengenakan hijab berhadap-hadapan dengan rombongan pendukung Jokowi. Mereka tampak terlibat perdebatan. Salah seorang perempuan berkerudung mengacungkan salam dua jari khas pendukung Prabowo-Sandi.
Seorang ibu-ibu dari rombongan pendukung Jokowi-Ma'ruf merangsek ke hadapan ibu berhijab yang salam dua jari. Ibu lalu berteriak: "Lu bilang gue kafir?"
Si ibu pendukung Prabowo langsung mendorong perempuan tersebut. Si perempuan balik menarik kerudungnya.
Baca juga: Prabowo Kampanye di Karawang, Massa Tumpah Ruah
Keduanya kemudian tampak dipisahkan. Ibu-ibu pendukung Prabowo berjalan menjauh. Namun, teriakan dari pendukung Jokowi masih sesekali terdengar.
"Bu, kafir itu kalau nggak punya agama," teriak salah seorang pria.
"Ibu, jangan suka bilang orang kafir. Semua orang bisa marah," ujar yang lainnya.
Teriakan itu tidak digubris. Ibu-ibu pendukung Prabowo itu terus berjalan menyusuri trotoar. Terakhir kali, ada seorang pria yang berteriak agar ibu-ibu itu pulang ke rumah Prabowo.
"Woi ibu, ibu, pulang ke rumah Prabowo," kata si pria.
Merespons video tersebut, Direktur Hukum dan Advokasi TKN Jokowi-Ma'ruf, Ade Irfan Pulungan menyayangkan adanya gesekan di antara pendukung. Apalagi, kata dia, ada teriakan kafir yang ditujukan kepada pendukung paslon 01.
"Di satu sisi ini kan menganggap pendukung salah satu paslon bahwa paslon mereka yang paling sempurna, hebat, tanpa kekurangan. Ini kan yang tidak boleh. Menuduh seseorang dengan kalimat yang kita belum tahu kebenarannya, apalagi di depan publik," ujar Ade.
Ade berharap hal serupa tidak terulang. Ia meminta elite politik juga menyampaikan narasi agar para pendukung saling menghormati.
"Ini sesuatu yang berbahaya dan harus kita hindarkan. Kita tidak bisa menganggap paslon kita paling sempurna hanya karena didukung kelompok tertentu," kata dia.
Pojoksatu.id/detik.com